Waktu emang segalanya buat kehidupan manusia. Aku fikir
nggak akan pernah ada manusia yang bisa ngeberhentiin waktu. Manusia cuma bisa
nejalanin hidupnya dengan sebaik baiknya biar hidupnya lebih bermakna.
Waktu emang cepet banget. Cepet berlalu, cepet pula
datang yang baru. Saat kita bahagia pengennya kita ada terus dalam waktu itu.
Tapi, saat kita terpuruk, seakan akan kita berharap jangan pernah kita berada
diwaktu itu.
Dulu aku berharap banget masuk sekolah yang jauh dari
rumah. Yang ada di kota. Pokoknya lebih kota dari kota yang aku tinggali
sekarang. Semua itu cuma karena nggak betah tiap harinya cekcok sama
kakak.
Tapi kini aku udah di Jogja. Jauh dari rumah, jauh dari
kakak. Tapi nyatanya, aku malah kangen sama kakak. Pingin pulang. Selalu kangen
rumah.
Itu sisi negative dari masa lalu dan kehidupan sekarang
yang aku jalani. Tapi taukah kalian? Ternyata aku punya banyak teman disini.
Jauh dari kondisi saat aku duduk di bangku sekolah dasar. Teman yang selalu
memotivasi aku saat aku jatuh, terpuruk. Teman yang bisa selalu menyemangati
aku. Teman yang selalu mendampingi aku, dan selalu ada dalam suka maupun duka.
Dan tentunya Teman yang bisa percaya dan menjadikan aku sebagai
pemimpinnya.
Langka bukan teman-teman seperti itu? Mungkin banyak
teman yang menganggapku batu jika aku bersekolah di Negeri, di dekat rumah, dan
tidak merantau. Aku bersyukur. Saat aku jauh dari rumah, Sekiranya banyak orang
yang menganggapku ada.
Kini aku kelas tiga. Masa-masa indah terakhir yang
mungkin tak terasa cepat berlalunya. Aku selalu berharap, aku tetap dalam waktu
ini. Tapi, aku harus memandang waktu yang akan datang. Kenyataan waktu yang
akan mengganti teman temanku disini. Mengganti teman teman hebatku kini dengan
orang orang baru yang, Ah entah aku tak bisa membayangkannya. Akankah mereka
lebih baik dan tetap menganggapku, ataukah mereka yang lainnya?
Pasti akan ada orang kedua yang akan menggantikan orang
pertama. Orang yang mirip dengan temanku sekarang. Walau tak serupa dari fisik
maupun sifatnya, tapi Allah akan mengganti temanku sekarang dengan orang baru
yang pasti tetap menganggapku ada.
Bukankah Allah tidak mempertemukan kita dengan orang lain
melainkan dengan suatu alasan? Alasan hebat, yang kita baru akan menyadari
disaat mereka akan pergi.
Komentar