Perabotan Pertama




Selama puasa -- dan terus berlanjut sampai lebaran ini, ada yang berulah dan membuat ibuku marah. Si kecil imut yang ternyata berhasil membuat ibuku merengut, ya semut. Lauk-pauk sudah ditata aestethic di meja makan, e di-rubung (baca: dikerumuni) semut. Sudah diakali dengan menggoreskan kapur semut di sekeliling meja makan, tetap saja bisa lolos dan menyerbu masakan. Beruntung, keadaan jadi lebih mendingan dengan memberi alas piring yang berisikan sedikit air disetiap mangkuk lauk-pauk. 

Oke, masalah per-dapur-an cukup mendapatkan titik terang. Tapi, masih ada hal yang akupun ikut terheran-heran. Bisa-bisanya si semut masuk ke kaleng biskuit lebaran, yang jelas-jelas masih segelan, diisolasi tebal dan terlihat aman. HHHHHH!!!! Heran, tapi beruntung tidak terlambat dideteksi, jadi bisa diselamatkan. Protokol penyelamatannya, kalau tidak mempan di-ketek-ketek, biasanya makanan didiamkan di samping kompor (kan agak panas tuh). Kalau pengen lebih cepat, dimasukkan ke dalam kulkas. 

Eh, catatan, di-ketek-ketek maksudnya bukan ketek di lenganmu yang bau kecut itu. Huruf "e" pertama dibaca seperti ejaan "elang"). Di-ketek-ketek berarti dipukul perlahan agar si semut rontok dan menjauh dari makanan.

Setelah kasus per-semut-an ini, terlintas dikepalaku, kalau besok aku punya rumah, aku mau request ke suami, alokasi anggaran untuk perabotan yang harus didahulukan adalah kulkass!!!

Terlepas dari urusan semut, aku pengen bisa jadi perempuan yang "menyihir" keluargaku agar betah di rumah dengan masakan-masakan yang sehat dan menggugah. So, aku butuh memastikan bahan baku masakan dalam keadaan segar dan tentunya butuh bantuan si kulkas ini. Tumpah-ruah daging hasil sembelihan idul adha, juga nggak mungkin habis diolah sehari-dua hari. Butuh freezer, agar daging lebih tahan lama. Selain itu, ada beberapa barang (misalnya obat-obatan tertentu) yang membutuhkan penyimpanan di suhu lebih rendah.

Dalam bayanganku, kulkas juga dapat "menghidupkan" rumah. Tiga lembar foto polaroid keluarga, ditambah notes pembangkit semangat, bisa ditautkan di pintu kulkas dengan magnet warna-warni. Apalagi kalau magnetnya adalah souvenir hasil jalan-jalan ke luar negeri. Ulala so sweet-nya. 

Ah, ada satu hal lagi. Aku penggemar es krim. Kalau bete, butuh es krim sebagai moodbooster-nya. Alhasil stok es krim di rumah harus dipastikan ada. Dan aku punya angan, nonton film bersama diakhir pekan sembari menikmati es krim. Nggak perlu ke bioskop, di rumah aja lebih top.

Tentunya, perabotan lain nggak kalah penting. Dan alhamdulillah, sudah bisa terpenuhi dari sekarang, seperti kompor, setrika, kipas angin, almari, motor. Mesin cuci dan tv rasanya belum terlalu urgent untuk "keluarga baru". Kalau mau upgrade motor jadi mobil, atau kipas jadi AC, ya nabung dulu. Dan diperhitungkan pengeluaran bensin dan listriknya wkwk.

Membayangkan berkeliling di fortuna, remujung, dan progo.

Komentar