Alfabet Cinta
Ada pertanyaan yang tidak perlu kita tunggu jawabnya, yaitu “Apakah
para orangtua mencintai anaknya?” Tak ada satupun orangtua (atau
sepasang) di muka bumi ini yang tidak mencintai anaknya, bahkan di
dunia satwa. Hingga timbul ungkapan “sebuas-buasnya harimau tak akan
memangsa anaknya sendiri.” Orangtua rela bekerja mati-matian demi hidup
anak-anaknya, demi mencukupi segala kebutuhan anak, demi memuaskan
batin anak. Nyawa pun rela pertaruhkan, jika itu demi keselamatan
anak. Tidak diragukan lagi kasih sayang dan cinta kita sebagai
orangtua kepada anak.
Ada pertanyaan lain yang kita tunggu-tunggu jawabannya. Pertanyaan ini sangat menggelitik, yaitu “Apakah anak mencintai orangtuanya?” Dua pertanyaan di atas sama penting. Akan tetapi, karena pertanyaan pertama kita sudah tahu jawabannya, maka akan lebih menarik jika kita mencari tahu jawaban dari pertanyaan kedua.
Dalam buku 28 Cara Agar Orangtua Dicintai Anaknya yang merupakan terjemahan dari buku Kaifa Takuna Abawaini Mahbubain?
karya Dr. Muhammad Fahd Ats-Tsuwaini, ditulis kiat jitu yang diurutkan
sesuai dengan alfabet dari alif ( ا ) sampai ya (ي), dan disebut dengan
alfabet cinta. Kiat yang dimaksudkan untuk menambah keintiman hubungan
cinta orangtua pada anak.
Penjelasan ringkas dari alfabet cinta tersebut adalah sebagai berikut (maaf hanya sampai {za} he he he..):
Alif ( ا ): “addib (didiklah)”
Didiklah anak dengan baik. Ajari mereka beretika dan berinteraksi dengan baik terhadap Allah SWT, Al-Qur’an, Rasulullah SAW, para Nabi dan Rasul, Ahlu bait Rasulullah SAW, para shahabat, orang-orang shalih, ulama, seluruh kaum muslim, semua binatang, benda-benda mati, dan sebagainya. Dengan demikian mereka bisa membawa diri dalam pergaulan sehari-hari.
Ba (ب): “bayyin (jelaskan)”
Ungkapkan pendapat tentang anak, sebab mereka senang mendengar penilaian Anda terhadap diri mereka dan seberapa besar keridhaan Anda pada mereka. Tunjukkan apresiasi, sanjungan dan perasaan bangga bila sang anak berhasil berlaku baik. Ketika terjadi hal sebaliknya, Anda tetap harus mengungkapkan rasa kurang senang pada apa yang mereka lakukan dengan cara yang lemah lembut, sekaligus menawarkan alternatif (pilihan) lain.
Ta (ت): “ta’assaf (tunjukkan penyesalan)”
Tunjukkan penyesalan dan segeralah minta maaf jika Anda terlanjur melakukan sesuatu yang menyakiti hati putra-putri Anda.
Tsa (ث): “tsaqqif (luaskan wawasan)”
Luaskan wawasan anak-anak Anda dan kenyangkan mereka dengan pengetahuan.
Ja (ج): “jaahid (berjihadlah)”
Bersama anak-anak Anda, berjihadlah di jalan Allah setiap hari melalui mujahadah nafs, sabar menjalankan ketaatan, sabar meninggalkan kemaksiatan dan sabar menerima cobaan dalam urusan sehari-hari.
Ha (ح): “habbib (cintakanlah)”
Cintakanlah anak-anak pada perbuatan baik dan bakti. Bukan melalui ucapan, melainkan dengan sikap konkrit sedari dini, agar mereka tumbuh di atas kebaikan, misalnya:
Dal (د): “daafi’ (pertahankan dan bela)”
Pertahankan anak-anak Anda. Jangan biarkan mereka menjadi mangsa empuk iblis beserta antek-anteknya dari bangsa jin dan manusia. Pertahankan mereka ketika berbuat dzalim dan saat menjadi korban kedzaliman. Saat ia berbuat dzalim, gapai tangannya dan tunjukkan pada jalan kebaikan.
Dzal (ذ): “dzakkir (ingatkan)”
Ayah dan ibu bertugas mengingatkan mereka untuk selalu berdzikir
setiap saat. Ayah dan ibu selalu bertasbih bila mendengar kebaikan dan
beristirja’ bila mendengar keburukan, dan memuji Allah di setiap
kondisi. Sehingga anak-anak terbiasa dengan dzikir-dzikir harian.
Orangtua juga mengingatkan anak-anak akan urusan-urusan pribadi mereka
yang berupa janji-janji, tugas, check-up, silaturahmi, dsb.
Ra (ر): “raghghib (rindukan)”
Rindukan putra-putri Anda pada surga, bahkan surga Firdaus yang tertinggi. Jadikanlah surga sebagai sebuah cita-cita besar yang mana anak-anak berupaya mewujudkannya.
Za (ز): “zayyin (perindahlah)”
Perindahlah ucapan, kata-kata dan kalimat Anda pada anak-anak. Perindahlah pula penampilan dan dandanan Anda, serta hiasaan atau pemandangan rumah Anda.
Ada pertanyaan lain yang kita tunggu-tunggu jawabannya. Pertanyaan ini sangat menggelitik, yaitu “Apakah anak mencintai orangtuanya?” Dua pertanyaan di atas sama penting. Akan tetapi, karena pertanyaan pertama kita sudah tahu jawabannya, maka akan lebih menarik jika kita mencari tahu jawaban dari pertanyaan kedua.

Penjelasan ringkas dari alfabet cinta tersebut adalah sebagai berikut (maaf hanya sampai {za} he he he..):
Alif ( ا ): “addib (didiklah)”
Didiklah anak dengan baik. Ajari mereka beretika dan berinteraksi dengan baik terhadap Allah SWT, Al-Qur’an, Rasulullah SAW, para Nabi dan Rasul, Ahlu bait Rasulullah SAW, para shahabat, orang-orang shalih, ulama, seluruh kaum muslim, semua binatang, benda-benda mati, dan sebagainya. Dengan demikian mereka bisa membawa diri dalam pergaulan sehari-hari.
Ba (ب): “bayyin (jelaskan)”
Ungkapkan pendapat tentang anak, sebab mereka senang mendengar penilaian Anda terhadap diri mereka dan seberapa besar keridhaan Anda pada mereka. Tunjukkan apresiasi, sanjungan dan perasaan bangga bila sang anak berhasil berlaku baik. Ketika terjadi hal sebaliknya, Anda tetap harus mengungkapkan rasa kurang senang pada apa yang mereka lakukan dengan cara yang lemah lembut, sekaligus menawarkan alternatif (pilihan) lain.
Ta (ت): “ta’assaf (tunjukkan penyesalan)”

Tsa (ث): “tsaqqif (luaskan wawasan)”
Luaskan wawasan anak-anak Anda dan kenyangkan mereka dengan pengetahuan.
Ja (ج): “jaahid (berjihadlah)”
Bersama anak-anak Anda, berjihadlah di jalan Allah setiap hari melalui mujahadah nafs, sabar menjalankan ketaatan, sabar meninggalkan kemaksiatan dan sabar menerima cobaan dalam urusan sehari-hari.
Ha (ح): “habbib (cintakanlah)”
Cintakanlah anak-anak pada perbuatan baik dan bakti. Bukan melalui ucapan, melainkan dengan sikap konkrit sedari dini, agar mereka tumbuh di atas kebaikan, misalnya:
- Ayah mengajak serta putranya ke masjid untuk menunaikan shalat.
- Ibu menyeru putinya untuk mengerjakan shalat bersamanya di rumah.
- Meletakkan uang di tangan si kecil agar ia masukkan ke kotak infak.
- Membiasakan anak-anak menyumbang dalam kegiatan sosial dengan menggunakan uang saku dan tabungan mereka sendiri.
- Mendoakan orang lain atau saudara yang sedang mendapat musibah.
Dal (د): “daafi’ (pertahankan dan bela)”
Pertahankan anak-anak Anda. Jangan biarkan mereka menjadi mangsa empuk iblis beserta antek-anteknya dari bangsa jin dan manusia. Pertahankan mereka ketika berbuat dzalim dan saat menjadi korban kedzaliman. Saat ia berbuat dzalim, gapai tangannya dan tunjukkan pada jalan kebaikan.
Dzal (ذ): “dzakkir (ingatkan)”

Ra (ر): “raghghib (rindukan)”
Rindukan putra-putri Anda pada surga, bahkan surga Firdaus yang tertinggi. Jadikanlah surga sebagai sebuah cita-cita besar yang mana anak-anak berupaya mewujudkannya.
Za (ز): “zayyin (perindahlah)”
Perindahlah ucapan, kata-kata dan kalimat Anda pada anak-anak. Perindahlah pula penampilan dan dandanan Anda, serta hiasaan atau pemandangan rumah Anda.
Komentar